ini adalah contoh gambar dari alat bantu kb
Senin, 03 Mei 2010
http://www.youtube.com/watch?v=Z96AjXl29is
karena video kami tidak berhasil kami unggah, maka kami memberikan link video dari youtube. Link ini berhubungan dengan proses kehamilan.
karena video kami tidak berhasil kami unggah, maka kami memberikan link video dari youtube. Link ini berhubungan dengan proses kehamilan.
metode kb alami
Seperti yang telah disebutkan dalam posting terdahulu, selain dengan alat, kb juga dapat dilakukan dengan metode alami atau tanpa alat. Berikut penjelasannya:
Metode KB Alami:
Metode KB alami yaitu metode kontrasepsi dengan cara tidak dilakukannya hubungan seksual ketika wanita dalam masa subur. Umumnya, ovarium melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi. Meskipun sel telur yang tidak dibuahi hanya dapat bertahan sekitar 12 jam, tetapi sperma sendiri dapat bertahan sampai 5 hari setelah hubungan seksual dilakukan. Oleh karena itu, pembuahan dapat terjadi mulai 5 hari sebelum sampai 12 jam setelah terjadi ovulasi.
Berikut adalah beberapa metode KB alami. Masing-masing metode KB alami memperkirakan waktu ketika telur dikeluarkan (ovulasi). Metode kalender merupakan metode yang efektivitasnya paling kecil. Metode temperatur, mukus/ lendir, dan simptotermal merupakan metode yang lebih akurat dalam memperkirakan waktu ovulasi.
1. Metode Kalender (pantang berkala)
Metode ini tidak efektif untuk wanita yang mempunyai siklus menstruasi tidak teratur. Untuk menghitung kapan waktu hubungan suami istri tidak boleh dilakukan (pantang), seorang wanita menambahkan 18 hari dari siklus terpendek dan 11 hari dari siklus terpanjang dari 12 siklus menstruasi ke depan. Contohnya: jika siklus terakhir dari 26 sampai 29 hari, dia harus tidak berhubungan dimulai hari ke 8 (26-18) sampai hari ke 18 (29-11) setiap siklusnya. Semakin panjang siklusnya, semakin lama juga seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual. Hari pertama pada periode menstruasi dihitung sebagai hari pertama perhitungan.
2. Metode Temperatur
Suhu tubuh wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal) meningkat sedikit demi sedikit sekitar 0.9° F (0.5° C), setelah sel telur dilepaskan. Untuk mengetahui suhu tubuh basal, seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur. Jika memungkinkan, gunakan termometer pengukur suhu basal tubuh (yang lebih akurat dibandingkan termometer biasa) atau jika tidak tersedia, gunakan termometer merkuri. Termometer elekronik sedikit kurang akurat. Suhu tubuh harus diukur dan dicatat setiap harinya. Seorang wanita pantang melakukan hubungan seksual mulai dari awal periode menstruasi sampai setidaknya 72 jam setelah suhu basal tubuhnya meningkat.
3. Metode pemeriksaan lendir vagina/ Metode Mukus
Seorang wanita dapat menentukan masa suburnya dengan cara mengamati pengeluaran lendir dari vagina, jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan beberapa kali setiap hari, dimulai dari hari setelah menstruasi berakhir. Bisa jadi tidak ada lendir yang keluar selama beberapa hari setelah menstruasi berakhir, tetapi kemudian akan muncul lendir yang kental dan keruh. Sesaat sebelum terjadi ovulasi, lendir yang dikeluarkan akan semakin banyak, menjadi lebih encer, elastis (dapat diregangkan jika menempel di jari), dan lebih jernih menyerupai air (seperti putih telur mentah). Hasil pengamatan harus dicatat. Hubungan seksual harus dihindari pada saat menstruasi karena lendir vagina tidak dapat diperiksa saat itu dan perdarahan vagina yang ringan dapat disalahartikan sebagai menstruasi. Hubungan seksual dapat dilakukan ketika tidak ada lendir vagina yang muncul tetapi hubungan seksual tidak boleh dilakukan selain hari tersebut karena air mani yang keluar setelah berhubungan dapat disalahartikan sebagai lendir vagina. Ketika lendir vagina muncul, hubungan seksual harus dihindari selama 3-4 hari setelah perubahan pada lendir vagina mengindikasikan terjadinya ovulasi. Hubungan seksual diperbolehkan tanpa ada larangan untuk frekuensinya sampai periode menstruasi berikutnya datang. Wanita yang menggunakan metode ini sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan baik yang berbentuk douche, semprotan ataupun cream karena produk-produk tersebut dapat menyebabkan perubahan pada lendir vagina.
4. Metode simptotermal
Tahukah anda....
Sperma dapat bertahan hidup (dan membuahi sel telur) sampai lima hari setelah terjadi hubungan seksual.
5. Metode ini merupakan kombinasi antara metode pengecekan suhu tubuh, pemeriksaan lendir vagina dan juga sistem kalender. Wanita harus memperhatikan saat lendir vagina meningkat, menjadi lebih kental, elastis serta lebih jernih menyerupai air (seperti pada pemeriksaan lendir vagina) dan suhu tubuh meningkat. Saat itu wanita sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual mulai dari hari pertama berhenti melakukan hubungan seksual sesuai sistem kalender sampai setidaknya 72 jam setelah temperatur tubuhnya naik (sistem pengecekan suhu tubuh) dan lendir vagina berubah (sistem pemeriksaan lendir vagina). Pada metode KB alami, metode ini paling dapat diandalkan. Dengan pengamatan yang tepat maka kemungkinan menjadi hamil sekitar 2 % setahun.
Metode KB Alami:
Metode KB alami yaitu metode kontrasepsi dengan cara tidak dilakukannya hubungan seksual ketika wanita dalam masa subur. Umumnya, ovarium melepaskan sel telur sekitar 14 hari sebelum dimulainya periode menstruasi. Meskipun sel telur yang tidak dibuahi hanya dapat bertahan sekitar 12 jam, tetapi sperma sendiri dapat bertahan sampai 5 hari setelah hubungan seksual dilakukan. Oleh karena itu, pembuahan dapat terjadi mulai 5 hari sebelum sampai 12 jam setelah terjadi ovulasi.
Berikut adalah beberapa metode KB alami. Masing-masing metode KB alami memperkirakan waktu ketika telur dikeluarkan (ovulasi). Metode kalender merupakan metode yang efektivitasnya paling kecil. Metode temperatur, mukus/ lendir, dan simptotermal merupakan metode yang lebih akurat dalam memperkirakan waktu ovulasi.
1. Metode Kalender (pantang berkala)
Metode ini tidak efektif untuk wanita yang mempunyai siklus menstruasi tidak teratur. Untuk menghitung kapan waktu hubungan suami istri tidak boleh dilakukan (pantang), seorang wanita menambahkan 18 hari dari siklus terpendek dan 11 hari dari siklus terpanjang dari 12 siklus menstruasi ke depan. Contohnya: jika siklus terakhir dari 26 sampai 29 hari, dia harus tidak berhubungan dimulai hari ke 8 (26-18) sampai hari ke 18 (29-11) setiap siklusnya. Semakin panjang siklusnya, semakin lama juga seorang wanita tidak boleh melakukan hubungan seksual. Hari pertama pada periode menstruasi dihitung sebagai hari pertama perhitungan.
2. Metode Temperatur
Suhu tubuh wanita pada saat istirahat (suhu tubuh basal) meningkat sedikit demi sedikit sekitar 0.9° F (0.5° C), setelah sel telur dilepaskan. Untuk mengetahui suhu tubuh basal, seorang wanita harus mengukur suhu tubuhnya setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur. Jika memungkinkan, gunakan termometer pengukur suhu basal tubuh (yang lebih akurat dibandingkan termometer biasa) atau jika tidak tersedia, gunakan termometer merkuri. Termometer elekronik sedikit kurang akurat. Suhu tubuh harus diukur dan dicatat setiap harinya. Seorang wanita pantang melakukan hubungan seksual mulai dari awal periode menstruasi sampai setidaknya 72 jam setelah suhu basal tubuhnya meningkat.
3. Metode pemeriksaan lendir vagina/ Metode Mukus
Seorang wanita dapat menentukan masa suburnya dengan cara mengamati pengeluaran lendir dari vagina, jika memungkinkan pemeriksaan dilakukan beberapa kali setiap hari, dimulai dari hari setelah menstruasi berakhir. Bisa jadi tidak ada lendir yang keluar selama beberapa hari setelah menstruasi berakhir, tetapi kemudian akan muncul lendir yang kental dan keruh. Sesaat sebelum terjadi ovulasi, lendir yang dikeluarkan akan semakin banyak, menjadi lebih encer, elastis (dapat diregangkan jika menempel di jari), dan lebih jernih menyerupai air (seperti putih telur mentah). Hasil pengamatan harus dicatat. Hubungan seksual harus dihindari pada saat menstruasi karena lendir vagina tidak dapat diperiksa saat itu dan perdarahan vagina yang ringan dapat disalahartikan sebagai menstruasi. Hubungan seksual dapat dilakukan ketika tidak ada lendir vagina yang muncul tetapi hubungan seksual tidak boleh dilakukan selain hari tersebut karena air mani yang keluar setelah berhubungan dapat disalahartikan sebagai lendir vagina. Ketika lendir vagina muncul, hubungan seksual harus dihindari selama 3-4 hari setelah perubahan pada lendir vagina mengindikasikan terjadinya ovulasi. Hubungan seksual diperbolehkan tanpa ada larangan untuk frekuensinya sampai periode menstruasi berikutnya datang. Wanita yang menggunakan metode ini sebaiknya jangan menggunakan produk pembersih kewanitaan baik yang berbentuk douche, semprotan ataupun cream karena produk-produk tersebut dapat menyebabkan perubahan pada lendir vagina.
4. Metode simptotermal
Tahukah anda....
Sperma dapat bertahan hidup (dan membuahi sel telur) sampai lima hari setelah terjadi hubungan seksual.
5. Metode ini merupakan kombinasi antara metode pengecekan suhu tubuh, pemeriksaan lendir vagina dan juga sistem kalender. Wanita harus memperhatikan saat lendir vagina meningkat, menjadi lebih kental, elastis serta lebih jernih menyerupai air (seperti pada pemeriksaan lendir vagina) dan suhu tubuh meningkat. Saat itu wanita sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual mulai dari hari pertama berhenti melakukan hubungan seksual sesuai sistem kalender sampai setidaknya 72 jam setelah temperatur tubuhnya naik (sistem pengecekan suhu tubuh) dan lendir vagina berubah (sistem pemeriksaan lendir vagina). Pada metode KB alami, metode ini paling dapat diandalkan. Dengan pengamatan yang tepat maka kemungkinan menjadi hamil sekitar 2 % setahun.
larangan
Seorang wanita tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral pada situasi berikut:
1. Perokok dan usianya di atas 35 tahun
2. Memiliki gangguan hati maupun tumor pada hati
3. Memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi (250 mg/dL atau lebih tinggi)
4. Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
5. Memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol
6. Memiliki gangguan ginjal
7. Memiliki penyumbatan darah di betis akibat adanya bekuan darah (trombosis vena)
8. Kondisi kaki yang tidak bergerak (seperti pada penggunaan gips)
9. Memiliki penyakit arteri koroner
10. Pernah mengalami stroke
11. Menjalankan operasi dalam bulan sebelumnya atau akan menjalankan operasi pada bulan berikutnya
12. Memiliki penyakit kolestasis (aliran empedu berkurang) selama kehamilan atau memiliki sakit kuning (jaundice) selama penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya
13. Memiliki kanker payudara atau kanker endometrial yang dapat berkembang dengan stimulasi estrogen
14. Pernah terkena serangan jantung
15. Mengalami perdarahan vagina dengan sebab yang tidak diketahui
16. Memiliki penyakit lupus/systemic lupus erythematosus (SLE)
1. Perokok dan usianya di atas 35 tahun
2. Memiliki gangguan hati maupun tumor pada hati
3. Memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi (250 mg/dL atau lebih tinggi)
4. Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol
5. Memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol
6. Memiliki gangguan ginjal
7. Memiliki penyumbatan darah di betis akibat adanya bekuan darah (trombosis vena)
8. Kondisi kaki yang tidak bergerak (seperti pada penggunaan gips)
9. Memiliki penyakit arteri koroner
10. Pernah mengalami stroke
11. Menjalankan operasi dalam bulan sebelumnya atau akan menjalankan operasi pada bulan berikutnya
12. Memiliki penyakit kolestasis (aliran empedu berkurang) selama kehamilan atau memiliki sakit kuning (jaundice) selama penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya
13. Memiliki kanker payudara atau kanker endometrial yang dapat berkembang dengan stimulasi estrogen
14. Pernah terkena serangan jantung
15. Mengalami perdarahan vagina dengan sebab yang tidak diketahui
16. Memiliki penyakit lupus/systemic lupus erythematosus (SLE)
alat kontrasepsi
Setelah bertanya kepada beberapa guru tentang alat kontrasepsi, kami menemukan pengertian dari kontrasepsi, yaitu cara mencegah terjadinya pembuahan dan mencegah penempelan embrio pada dinding rahim. Kontrasepsi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kontrasepsi tanpa alat bantu dan dengan alat bantu. Kontrasepsi tanpa alat bantu dapat dilakukan dengan cara sistem kalender atau abstinensi, yaitu tidak melakukan koitus atau hubungan badan pada masa subur wanita. Kontrasepsi dengan alat bantu, yaitu menggunakan alat-alat kontrasepsi tertentu, misalnya IUD atau spiral, pil KB, kondom, dan sebagainya.
macam alat kontrasepsi KB (keluarga berencana) :
1. IUD (Intra Uterine Device) diletakkan di uterus untuk mencegah implantasi (penempelan) pada dinding rahim
2. Pil KB (kontrasepsi oral) menghambat atau menghentikan terjadinya ovulasi secara hormonal dengan tidak dihasilkannya FSH dan LH oleh hipofisis anterior.
3. Kondom digunakan pria untuk mencegah sperma membuahi telur.
4. Cervical cup (diafragma) menutupi uterus sehingga mencegah sperma memasuki uterus
5. Implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum
6. Jeli, busa, spons, dan spermisid digunakan di vagina untuk mencegah sperma memasuki uterus
7. Tissue KB digunakan di vagina untuk melumpuhkan sperma. Di dalam vagina tissue KB akan menjadi bentuk gel
8. Suntikan, yaitu penyuntikan hormon setiap tiga bulan untuk mencegah ovulasi
9. Sterilisasi, atau dikenal dengan KB mantap, yaitu secara vasektomi dan tubektomi. Vasektomi adalah mengikat atau memutuskan saluran sperma (vas deferens), sedangkan tubektomi adalah mengikat atau memutuskan tuba fallopi.
macam alat kontrasepsi KB (keluarga berencana) :
1. IUD (Intra Uterine Device) diletakkan di uterus untuk mencegah implantasi (penempelan) pada dinding rahim
2. Pil KB (kontrasepsi oral) menghambat atau menghentikan terjadinya ovulasi secara hormonal dengan tidak dihasilkannya FSH dan LH oleh hipofisis anterior.
3. Kondom digunakan pria untuk mencegah sperma membuahi telur.
4. Cervical cup (diafragma) menutupi uterus sehingga mencegah sperma memasuki uterus
5. Implant (susuk) ditempatkan di bawah kulit lengan dan mengeluarkan hormon yang mencegah pelepasan ovum
6. Jeli, busa, spons, dan spermisid digunakan di vagina untuk mencegah sperma memasuki uterus
7. Tissue KB digunakan di vagina untuk melumpuhkan sperma. Di dalam vagina tissue KB akan menjadi bentuk gel
8. Suntikan, yaitu penyuntikan hormon setiap tiga bulan untuk mencegah ovulasi
9. Sterilisasi, atau dikenal dengan KB mantap, yaitu secara vasektomi dan tubektomi. Vasektomi adalah mengikat atau memutuskan saluran sperma (vas deferens), sedangkan tubektomi adalah mengikat atau memutuskan tuba fallopi.
Minggu, 02 Mei 2010
gambar pembuahan ovum
gambar perkembangan dan perjalanan ovum
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN HASIL KONSEPSI JANIN
Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.
Bila dihitung dari konsepsi 266 hari atau 38 minggu.
Perkembangan intrauterin dibagi dalam 3 tahap :
• Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukan blastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer.
• Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.
Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.
o Minggu ke-4
Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan terbentuk.
Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong 0,4 – 0,5 cm. Berat 0,4 gr.
o Minggu ke-8
Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh terpisah, jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang, mata,telinga dan mulut dapat dikenali.
Ukuran 2,5 cm – 3 cm, berat 2 gram
Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus menggulung dalam tali pusat, hati sangat besar.
• Janin
o Minggu ke-12
Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia, kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut.
Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.
Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
o Minggu ke-16
Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga dan hidung menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan lengan-kaki sesuai, muncul rambut kepala.
Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram
Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pankreas memproduksi insulin
o Minggu ke-20
Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang, mulai terlihat kelenjar sabasea.
Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
o Minggu ke-24
Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai, kulit menjadi merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat.
Ukuran 23 cm, berat 600 gram.
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7 – 0,8 kg.
o Minggu ke-28
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk kuku.
Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru. Mata janin mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
o Minggu ke-32
Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda dan licin, mengambil posisi persalinan.
Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
o Minggu ke-36
Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh biasanya gemuk.
Ukuran 35 cm, berat 2200 – 2900 gram
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.
o Minggu ke-40
Kulit halus dan berwarna merah muda, verniks kaseosa sedikit, rambut sedang atau banyak, lanugo hanya padabahu dan tubuk bagian atas, tampak tulang rawan hidung dan cuping hidung.
Ukuran 40 cm, berat 3200 gram atau lebih.
Gerakan aktif, tonus baik, dapat mengangkat kepala., testis ada dalam skrotum pada laki-laki, labia mayora berkembang baik pada wanita.
Kehamilan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar atau 9 bulan kalender atau 40 minggu atau 280 hari, dihitung dari hari pertama haid yang terakhir.
Bila dihitung dari konsepsi 266 hari atau 38 minggu.
Perkembangan intrauterin dibagi dalam 3 tahap :
• Ovum : sejak konsepsi sampai hari ke-14 (terjadi replikasi seluler, pembentukan blastosis, perkembangan awal selaput embrio lapisan germinal primer.
• Embrio : berlangsung dari hari ke-15 sampai 8 minggu setelah konsepsi atau sampai ukuran embrio sekitar 3 cm dari puncak kepala ke bokong.
Tahap ini merupakan masa yang paling kritis dalam perkembangan sistem organ dan penampilan luar utama janin, sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen.
o Minggu ke-4
Dari diskus embrionik, bagian pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan terbentuk.
Badan tampak membentuk huruf C. Ukuran puncak kepala-bokong 0,4 – 0,5 cm. Berat 0,4 gr.
o Minggu ke-8
Perkembangan cepat. Badan mulai terbentuk. Hidung rata, mata jauh terpisah, jari-jari sudah terbentuk, kepala mulai terangkat, ekor hampir hilang, mata,telinga dan mulut dapat dikenali.
Ukuran 2,5 cm – 3 cm, berat 2 gram
Jantung mulai memompa darah. Vili usus berkembang, usus halus menggulung dalam tali pusat, hati sangat besar.
• Janin
o Minggu ke-12
Embrio menjadi janin. Kuku terbentuk, lebih menyerupai manusia, kepala tegak tetapi besarnya tidak sebanding, kulit merah muda, lembut.
Ukuran 6-9 cm, berat 19 gram.
Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tumbuh dan berkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke-12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
o Minggu ke-16
Kepala masih dominan, wajah menyerupai manusia, mata, telinga dan hidung menyerupai bentuk yang sebenarnya, perbandingan lengan-kaki sesuai, muncul rambut kepala.
Ukuran 11,5- 13,5 cm, berat 100 gram
Sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem syaraf mulai melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pankreas memproduksi insulin
o Minggu ke-20
Verniks kaseosa muncul, lanugo muncul, tungkai sangat bertambah panjang, mulai terlihat kelenjar sabasea.
Ukuran 16-18,5 cm, berat 300 gram.
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan ranbut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
o Minggu ke-24
Tubuh menjadi langsing tetapi dengan perbandingan yang sesuai, kulit menjadi merah dan keriput, terdapat verniks kaseosa, pembentukan kelenjar keringat.
Ukuran 23 cm, berat 600 gram.
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7 – 0,8 kg.
o Minggu ke-28
Badan langsing, keriput berkurang dan berwarna merah, terbentuk kuku.
Ukuran 27 cm, berat 1100 gram.
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru. Mata janin mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
o Minggu ke-32
Lemak sub kutan mulai terkumpul, tampak lebih bulat, kulit merah muda dan licin, mengambil posisi persalinan.
Ukuran 32 cm, berat 2100 gram.
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi tumbuh 38-43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor.
o Minggu ke-36
Kulit merah muda, tubuh bulat, lanugo menghilang di seluruh tubuh, tubuh biasanya gemuk.
Ukuran 35 cm, berat 2200 – 2900 gram
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak/berputar banyak. Antibodi ibu di transfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk 6 bulan pertama sampai sistem kekebalan bayi bekerja sendiri.
o Minggu ke-40
Kulit halus dan berwarna merah muda, verniks kaseosa sedikit, rambut sedang atau banyak, lanugo hanya padabahu dan tubuk bagian atas, tampak tulang rawan hidung dan cuping hidung.
Ukuran 40 cm, berat 3200 gram atau lebih.
Gerakan aktif, tonus baik, dapat mengangkat kepala., testis ada dalam skrotum pada laki-laki, labia mayora berkembang baik pada wanita.
proses fertilisasi
PROSES FERTILISASI
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 µm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
Dari 60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi. Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid, bersatu dan membentuk zygot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer.
Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
NIDASI
Nidasi atau implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus ( terjadi nidasi ).
Setelah nidasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontaksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama.
Ovum yang dikeluarkan oleh ovarium, ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan dibawa ke dalam tuba falopii. Ovum yang dikelilingi oleh perivitelina, diselubungi oleh bahan opak setebal 5–10 µm, yang disebut zona pelusida. Sekali ovum sudah dikeluarkan, folikel akan mengempis dan berubah menjadi kuning, membentuk korpus luteum. Sekarang ovum siap dibuahi apabila sperma mencapainya.
Dari 60 – 100 juta sperma yang diejakulasikan ke dalam vagina pada saat ovulasi, beberapa juta berhasil menerobos saluran heliks di dalam mukus serviks dan mencapai rongga uterus beberapa ratus sperma dapat melewati pintu masuk tuba falopii yang sempit dan beberapa diantaranya dapat bertahan hidup sampai mencapai ovum di ujung fimbrae tuba fallopii. Hal ini disebabkan karena selama beberapa jam, protein plasma dan likoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi ini disebut reaksi kapasitasi. Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like agent dan lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pelusida untuk mencapai ovum. Hanya satu sperma yang memiliki kemampuan untuk membuahi, karena sperma tersebut memiliki konsentrasi DNA yang tinggi di nukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus karena diduga dapat melepaskan hialuronidase. Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pelusida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Setelah itu terjadi reaksi khusus di zona pelusida (zone reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian, sangat jarang sekali terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma.
Pada saat sperma mencapai oosit, terjadi :
1. Reaksi zona / reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. Inti sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5. Pronukleus pria dan wanita. Masing – masing haploid, bersatu dan membentuk zygot yang memiliki jumlah DNA genap / diploid.
PEMBELAHAN
Zigot mulai menjalani pembelahan awal mitosis sampai beberapa kali. Sel–sel yang dihasilkan dari setiap pembelahan berukuran lebih kecil dari ukuran induknya yang disebut blastomer.
Sesudah 3 – 4 kali pembelahan : zigot memasuki tingkat 16 sel, disebut stadium morula (kira – kira pada hari ke 3 sampai ke 4 pasca fertilisasi).
Morula terdiri dari inner cell mass (kumpulan sel – sel di sebelah dalam, yang akan tumbuh menjadi jaringan – jaringan embrio sampai janin) dan outer cell mass (lapisan sel di sebelah luar, yang akan tumbuh menjadi trofoblast sampai plasenta).
Kira – kira pada hari ke 5 sampai ke 6, di rongga sela – sela inner cell mass merembes cairan menembus zona pelusida, membentuk ruang antar sel. Ruang antar sel ini kemudian bersatu dan memenuhi sebagian besar massa zigot membentuk rongga blastokista. Inner cell mass tetap berkumpul di salah satu sisi, tetap berbatasan dengan lapisan sel luar.
Pada stadium ini disebut embrioblas dan outer cell mass disebut trofoblas.
NIDASI
Nidasi atau implantasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel – sel trofoblast zigot tersebut akan menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus ( terjadi nidasi ).
Setelah nidasi, sel– sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Langganan:
Postingan (Atom)